Benua Atlantis Ternyata Indonesia??  

Posted

Atlantis... Sebuah benua yang menghilang secara misterius, pertama kali diungkap oleh Plato. Banyak yang beranggapan bahwa cerita ini merupakan imajinasi Plato sendiri, namun tak sedikit peneliti yang ingin mengungkap keberadaan benua yang hilang ini.

Banyak situs ilmiah yang tertarik dengan benua yang konon subur makmur ini. Sebagai contoh dapat dilihat disini, atau disini, atau juga disini.... Kebanyakan beranggapan bahwa benua Atlantis merupakan bagian dari wilayah Yunani, Roma... dll gitu deh. Namun rupanya seorang peneliti asal Perancis memiliki pemikiran yang berbeda... Dia berpendapat bahwa Atlantis adalah Indonesia... . Wow!!!

************ ********* ******

Artikel ini dikutip dari Pikiran Rakyat edisi cetak... Weww amazing! beneran gitu the lost island "Atlantis" teh adalah Indonesia?!


Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia
Oleh Prof. Dr.
H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?

Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.

Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Arysio Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.


Konteks Indonesia

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.

Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) . Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.

Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower), Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.

Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.

Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."

Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.

Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.

Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya. ***

Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis

Gimana -gimana,, kaget kan? hehe, gw juga kaget pas dapet artikel ini dari temen gw. Tapi gw rada sangsi juga sih, kalo beneran Atlantis tu Indonesia, kok bisa benua yang dulu sempat dibilang tenggelam ke dasar lautan, sekarang malah muncul lagi?? Padahal jaman makin kesini kan semakin panas temperaturnya dan itu seharusnya bikin permukaan air laut makin naik. Malahan sekarang Global Warming makin menggila, sampe-sampe pulau es di kutub utara makin keropos.

Hmm apapun itu gw cukup bangga dengan hasil penelitian si profesor Arysio. Berarti emank dari dulu bangsa kita tu bangsa yang besar, indah, kaya dsb. Nah sekarang tinggal kita-kitanya aja nih pada mau ga nerusin kejayaan kita jaman dulu, hehe

ada yang punya pemikiran laen??

This entry was posted on Rabu, 26 November 2008 at Rabu, November 26, 2008 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

9 komentar

Anonim  

masak iya sich, nggak percaya banget kalo indonesia termasuk atlantis, mosok iyo??:)

Rabu, November 26, 2008 3:57:00 PM

Wah, Keren!

Mantap Kali ini bah!

Rabu, November 26, 2008 4:24:00 PM

pernah siyh cc dengar dari guru cc, klo Indonesia dulunya memang ga terpisah kaya skg.. trus pas ada gunung es meleleh akibat letusan gunung merapi, maka sebagian daratan rendah tenggelam.. tp ga bilang klo itu atlantis.. mgk blom nemu niyh penelitian hihihi ga tau deyh.

eh tp nice post.. setidaknya cc jdi tau.. ntar deyh coba cari infonya lagii..:D

Rabu, November 26, 2008 11:01:00 PM

Wah ... serius, nih ... ? Keren juga, ya ...

Kamis, November 27, 2008 2:16:00 PM

wawawa, atlantis tu indonesia??
mm.. agak"shock gw,
bneran ga yaa.. xP

Jumat, November 28, 2008 5:29:00 PM
Anonim  

@acy : hmm, gw juga rada ga percaya sih, tp ya menurut penelitian si profesor sih gt, hehe

@Hadiq : hoho, saya juga akan bilang begitu "MANTAP TENAN"

@uNieq : oke-oke, klo ada info lanjutan kabar2in yak :)

@tobucil : Yoi pastinya

@fiirda ussy : sama gw juga rada syok pas pertama kali baca ^-^

Selasa, Desember 02, 2008 2:05:00 PM

nice post!!
nambah niy pengetahuan aq..

Rabu, Desember 03, 2008 10:43:00 PM

Itu dulu bro...

exploitasi yang berlebihan sudah membuat tanah air ini tak lagi terlihat seperti atlantis..

Jumat, Desember 16, 2011 8:17:00 AM

wah baru tahu nih kalau samudra atlantis itu lautan indonesia,,, mungkin karena aku jarang liat di peta kali ya , hehe

Kamis, April 11, 2013 2:02:00 PM

Posting Komentar